Prilaku yang sering kita temui istri durhaka ke suami
Perilaku Durhaka Istri
Terhadap Suami
Ada
beberapa faktor yang dapat menjadi penyebab perilaku durhaka istri terhadap
suami, antara lain :
Kedudukan sosial istri lebih lebih tinggi daripada kedudukan suami,
Istri lebih kaya dari suami,
Istri lebih pandai dari suami,
Watak istri lebih keras dari suami,
Istri berasal dari lingkungan budaya yang menempatkan perempuan lebiih berkuasa daripada suami,
Istri tidak mengerti tuntunan agama yang menempatkan istri dan suami pada ketentuan yang sebenarnya.
Adapun 20 perilaku durhaka istri terhadap suami adalah sebagai berikut :
Kedudukan sosial istri lebih lebih tinggi daripada kedudukan suami,
Istri lebih kaya dari suami,
Istri lebih pandai dari suami,
Watak istri lebih keras dari suami,
Istri berasal dari lingkungan budaya yang menempatkan perempuan lebiih berkuasa daripada suami,
Istri tidak mengerti tuntunan agama yang menempatkan istri dan suami pada ketentuan yang sebenarnya.
Adapun 20 perilaku durhaka istri terhadap suami adalah sebagai berikut :
Mengabaikan
Wewenang Suami.
Di
dalam rumah tangga, istri adalah orang yang berada di bawah perintah suami.
Istri bertugas melaksanakan perintah-perintah suami yang berlaku dalam rumah
tangganya. Rasulullah menggambarkan seandainya seorang suami memerintahkan
suatu pekerjaan berupa memindahkan bukit merah ke bukit putih atau sebaliknya,
maka tiada pilihan bagi istrinya selain melaksanakan perintah suaminya.
Menentang
Perintah Suami.
Di
dalam rumah tangga, perintah yang harus dilaksanakan istri adalah perintah
suami. Begitu juga larangan yang harus dilaksanakan istri adalah larangan
suaminya.
Sabda Rasulullah : " Tidaklah seorang perempuan menunaikan hak Tuhannya sehingga ia menunaikan hak suaminya". (HR. Ahmad dan Ibnu Majah)
Hadits tersebut tidak serta merta menempatkan kedudukan suami sederaja dengan Tuhan, tetapi hanya menerangkan bahwa jika hak suami untuk ditaati isstrinya yang sesuai dengan ketentuan Allah itu dilanggar oleh istrinya, ini berarti sama dengan istri melanggar perintah Allah SWT.
Sabda Rasulullah : " Tidaklah seorang perempuan menunaikan hak Tuhannya sehingga ia menunaikan hak suaminya". (HR. Ahmad dan Ibnu Majah)
Hadits tersebut tidak serta merta menempatkan kedudukan suami sederaja dengan Tuhan, tetapi hanya menerangkan bahwa jika hak suami untuk ditaati isstrinya yang sesuai dengan ketentuan Allah itu dilanggar oleh istrinya, ini berarti sama dengan istri melanggar perintah Allah SWT.
Enggan
Memenuhi Kebutuhan Seksual Suami.
Perkawinan
diatur oleh syari'at Islam untuk memberikan jalan yang halal bagi suami dan
istri untuk melakukan hubungan seksual atau penyaluran dorongan biologis.
Dengan demikian manusia dapat melakukan regenerasi keturunan dengan cara yang
diridlai Allah SWT.
Karena itu, Islam menegaskan bahwasanya istri yang menolak ajakan suaminya berarti membuka pintu laknat terhadap dirinya.
Karena itu, Islam menegaskan bahwasanya istri yang menolak ajakan suaminya berarti membuka pintu laknat terhadap dirinya.
Tidak
Mau menemani Suami Tidur.
Dari
Abu Hurairah ra, Rasulullah bersabda :Bila seorang istri semalaman tidur
terpisah dari ranjang suaminya, maka malaikat melaknatnya sampai Shubuh."
Bila
istri ingin tidur sendiri, sedang suaminya berada di rumah pada malam harinya,
maka ia harus meminta ijin terlebih dahulu pada suaminya.
Memberatkan
Beban Belanja Suami.
Allah
SWT telah menegaskan bahwa setiap suami bertanggung jawab memberi nafkah
istrinya sesuai dengan kemampuan. Istri yang menyadari bahwa suaminya miskin
tidak dibenarkan menuntut belanja dari suaminya hanya mempertimbangkan
kebutuhannya sendiri sehingga memberatkan suaminya.
Tidak
Mau Bersolek Untuk Suaminya.
Para istri diperintahkan untuk berkhidmat pada suaminya, termasuk mengurus dirinya sendiri dengan berhias dan berdandan sehingga dapat menyenangkan hati suaminya dan menimbulkan gairah dalam hidup bersama dirinya.
Merusak
kehidupan Agama Suami.
Istri diperintahkan untuk membantu suaminya dalam menegakkan kehidupan beragama, sedangkan suami diperintahkan untuk membimbing istri menjalankan agamanya dengan baik. Karena itu, kalau istri tidak mau membatu suami menegakkan agama, apalagi merusak iman dan akhlak agama suami, sudah tentu ia menjerumuskan suaminya ke dalam neraka.
Mengenyampingkan
Kepentingan Suami
Dari
Aisyah ra, ujarnya : saya bertanya kepada Rasulullah SAW . : " Siapakah
orang yang mempunyai hak paling besar terhadap seorang wanita?" Sabdanya :
" Suaminya". Saya bertanya : " Siapakah orang yang paling besar
haknya terhadap seorang lelaki. " Jawabnya : "Ibunya".
(HR.Bazaar dan Hakim; Hadits hasan)
Jelaslah
Hadits di atas bahwa kepentingan suami harus lebih didahulukan oleh seorang
istri daripada kepentingan ibu kandungnya sendiri.
Keluar
Rumah Tanpa Izin Suami.
Istri
ditetapkan oleh Islam menjadi wakil suami dalam mengurus rumah tangga. Karena
itu bilamana ia keluar meninggalkan rumah, maka dengan sendirinya ia harus
lebih dulu mendapatkan izin suaminya. Bila ia tidak minta izin dan keluar rumah
dengan kemauannya sendiri, maka ia telah melanggar kewajibannya terhadap suami,
sedangkan melanggar kewajiban berarti durhaka terhadap suaminya.
Melarikan
Diri Dari Rumah Suami
Rasulullah
saw bersabda : "Dua golongan yang sholatnya tidak bermanfaat bagi dirinya
yaitu hamba yang melarikan diri dari rumah tuannya sampai ia pulang; dan istri
yang melarikan diri dari rumah suaminya sampai ia kembali." (HR. Hakim,
dari Ibnu 'Umar)
Menerima
Tamu Laki-laki Yang Tidak Disukai Suami.
Dalam
sebuah Hadits, Rasulullah telah menegaskan bahwa seorang istri diwajibkan
memenuhi hak-hak suaminya. Diantaranya yaitu :
a. Tidak mempersilakan siapapun yang tidak disenangi suaminya untuk menjamah tempat tidurnya.
b. Tidak mengizinkan tamu masuk bila yang bersangkutan tidak disukai oleh suaminya.
(HR. Ibnu Majah dan Tirmidzi, Hadits hasan shahih)
a. Tidak mempersilakan siapapun yang tidak disenangi suaminya untuk menjamah tempat tidurnya.
b. Tidak mengizinkan tamu masuk bila yang bersangkutan tidak disukai oleh suaminya.
(HR. Ibnu Majah dan Tirmidzi, Hadits hasan shahih)
Tidak
Menolak Jamahan Lelaki Lain.
maka
wanita-wanita yang shalih itu ialah yang taat lagi memelihara (dirinya dan
harta suaminya) dikala suaminya tidak ada sebagaimana Allah telah
memeliharanya..." (QS. An-Nisaa' (4) ayat 34)
Rasulullah
menjelaskan bahwa seorang istri yang membiarkan dirinya dijamah lelaki lain
boleh diceraikan. Hal itu menunjukan bahwa perbuatan istri tersebut adalah
durhaka terhadap suaminya.
Tidak
Mau merawat Ketika Suami Sakit.
Bila
seorang istri menolak merawat suami yang sakit dengan alasan sibuk kerja atau
tidak ada waktu karena merawat anak, maka ia telah melakukan tindakan yang
tidak benar.
Puasa
Sunnah Tanpa Izin Saat Suami Di Rumah.
Dari
Abu Harairah, bahwa Rasulullah saw. bersabda: " Seorang istri tidak halal
berpuasa ketika suami ada di rumah tanpa izinnya." (HR. Bukhari dan
Muslim)
Menceritakan
Seluk Beluk Fisik Wanita Lain Kepada Suami.
Dari
Ibnu Mas'ud, ujarnya : Rasulullah saw. bersabda: "Seorang wanita tidak boleh
bergaul dengan wanita lain, kemudian menceritakan kepada suaminya keadaan
wanita itu, sehingga suaminya seolah-olah melihat keadaan wanita
tersebut." (HR. Bukhari dan Muslim)
Menolak
Kedatangan Suami Bergilir Kepadanya.
Seorang
istri yang dimadu, tetap mempunyai kewajiban untuk mentaati perintahnya,
menyenangkan hatinya, berbhakti dan selalu berperilaku baik kepada suaminya
ketika ia datang bergilir.
Mentaati
Perintah Orang Lain Di Rumah Suaminya
Menyuruh Suami Menceraikan
Madunya
Minta
Cerai Tanpa Alasan Yang Sah.
Mengambil
Harta Suami Tanpa Izinnya.
Comments
Post a Comment